Artikel Opini
IMPLEMENTASI FUNGSI
KELUARGA DALAM SIKAP ANTINARKOBA PADA REMAJA
Oleh :Asti Katrina
Alfiani
Abstrak
Kondisi psikologis remaja
yang masih labil membuat remaja mudah dimobilisasi untuk hal-hal yang baginya
baru untuk mencari jati diri. Namun, apabila euforia yang membuat dirinya
merasa bangga adalah negatif akan berdampak pada kelangsungan masa depannya. Penyalahgunaan narkoba merupakan
euforia negatif pada remaja, karena kesenangan tersebut diilegalkan oleh hukum
dan menimbulkan banyak dampak merugikan bagi dirinya baik dari segi kesehatan
jasmani dan rohani. Maka dari itu, diperlukan lembaga yang sejak dini untuk
mengontrol serta membimbing remaja untuk mengenal bahaya dan narkoba dan
memberikan pendidikan narkoba sejak masih anak-anak, lembaga tersebut adalah
keluarga. Mengapa lembaga keluarga ?? sebab lembaga keluarga adalah lembaga
yang memiliki keintiman lebih dengan individu terkait dan fungsi-fungsi khusus
yang tidak dimiliki oleh lembaga lain. Tulisan ini akan membahas bagaimana
pendapat penulis mengenai pentingnya bagaimana pentingnya lembaga keluarga
dalam implementasi sikap anti narkoba bagi remaja dari sumber-sumber data yang
diperoleh dari artikel, koran dan jurnal.
Kata kunci : Fungsi Keluarga,
implementasi, sikap anti narkoba
PENDAHULUAN
Kasus
Narkoba yang terjadi di Indonesia tahun 2013 mencapai angka 4,9 juta1.
Menurut data dari Badan Narkotika nasional Kasus (BNN) tersebut menyandung
berbagai elemen masyarakat dari remaja, PNS, aparat kepolisian bahkan kurir
dari luar negeri. Remaja usia 15-20 tahun adalah kelompok yang paling mudah
tersandung kasus penyalahgunaan remaja dan kian meningkat setiap tahunnya2.
Ganja menjadi produk paling
laris karena harganya paling murah diantara jenis narkoba yang lain, apalagi
bagi remaja. Ganja sangat dekat dengan kehidupan mereka terutama bagi remaja
yang merokok. Berawal dari coba-coba merokok ganja hingga akhirnya ketagihan
dan ketergantungan.Jenis-jenis narkoba lain yang beredar dipasaran
adalahganja,
heroin atau putaw, morfin, kokain, golongan amphetamin (shabu-shabu dan
ekstasi), dan alkohol3.
Kondisi
psikologis remaja yang masih labil membuat remaja mudah dimobilisasi untuk
hal-hal yang baginya baru untuk mencari jati diri. Namun, apabila euforia yang
membuat dirinya merasa bangga adalah negatif akan berdampak pada kelangsungan masa depannya.
Penyalahgunaan narkoba merupakan euforia negatif pada remaja, karena kesenangan
tersebut diilegalkan oleh hukum dan menimbulkan banyak dampak merugikan bagi
dirinya baik dari segi kesehatan jasmani dan rohani.
Maka dari itu, diperlukan lembaga yang sejak dini untuk
mengontrol serta membimbing remaja untuk mengenal bahaya dan narkoba dan
memberikan pendidikan narkoba sejak masih anak-anak, lembaga tersebut adalah
keluarga. Mengapa lembaga keluarga ?? sebab lembaga keluarga adalah lembaga
yang memiliki keintiman lebih dengan individu terkait dan fungsi-fungsi khusus
yang tidak dimiliki oleh lembaga lain. Tulisan ini akan membahas bagaimana
pendapat penulis mengenai pentingnya bagaimana pentingnya lembaga keluarga
dalam implementasi sikap anti narkoba bagi remaja dari sumber-sumber data yang
diperoleh dari artikel, koran dan jurnal.
1regional.kompas.com
2pacsa.unhas.ac.id
3
Joyo Nur Suyanto Gono. Artikel “Narkoba : Bahaya Penggunaannya dan
Pencegahannya”
FUNGSI-FUNGSI KHUSUS KELUARGA
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan tindakan kriminalitas
penyalahgunaan narkoba. Faktor tersebut ada yang dari dalam dan dari luar (eksternal) dan faktor dari dalam (internal). Gangguan psikososial
keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar narkoba, teman sepergaulan, lemahnya
sistem sekolah termasuk bimbingan konseling, lemahnya pendidikan agama
merupakan faktor eksternal. Sedangkan minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa
ketuhanan dan kestabilan emosi1.
Terganggunya
kondisi keluarga adalah faktor eksternal
utama selain teman sepergaulan yang memicu munculnya tindakan remaja melakukan
hal yang tidak semestinya. Keluarga merupakan komponen terpenting dalam proses
pengenalan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat atau proses sosialisasi,
sesuai dengan salah satu fungsi keluarga yaitu fungsi sosialisasi2.
Ada beberapa fungsi khusus lain yang dimiliki lembaga keluarga yaitu fungsi
proteksi, fungsi reproduksi, fungsi afeksi, fungsi kontrol dan fungsi ekonomi.
Fungsi-fungsi
tersebut yang menyebabkan berhasil atau
tidaknya sikap anti narkoba terhadap seorang remaja, karena apabila
fungsi tersebut berjalan dengan baik maka kepribadian yang dihasilkan dari
tahap remaja yang telah melewati prosespreparatory stage, game stage, play stage dan
generalized other3 akan
baik pula.
Implementasi
fungsi keluarga berupa pendidikan dini pengetahuan mengenai bahaya narkoba
dapat dilakukan dalam fungsi sosialisasi keluarga ketika remaja masih menjadi
anak-anakKetika itu keluarga menjadi alat hegemoni yang paling berpeluang untuk
menumbuhkan kesadaran pada anak. Hegemoni bisa dengan mudah dilakukan karena
kedekatan batin antara anak dengan orang tua dalam sebuah keluarga, kedekatan
batin adalah bagian dari fungsi afeksi atau fungsi kasih sayang yang dimiliki
sebuah keluarga. Selanjutnya, ketika anak sudah tumbuh menjadi dewasa keluarga
tidak lekas senantiasa melepaskan anak begitu saja, keluarga harus memberikan
fungsi kontrol secara maksimal agar hegemoni yang telah diberikan sejak dini
tidak pudar karena pengaruh dari luar seperti teman sepergaulan.
Fungsi1-fungsi
khusus yang dimiliki keluarga dapat diimplementasikan apabila kondisi sebuah
lembaga keluarga harmonis dan tertata. Apabila sebuah keluarga mengalami
gangguan psikososial dari salah satu aspek saja, bisa menyebabkan adanya
gangguan fungsi-fungsi didalamnya. Gangguan tersebut membuat kondisi kontrol
sosial melemah terhadap anak dan proses sosialisasi pun menjadi tidak sempurna.
Kasus narkoba yang menimpa remaja, beberapa diantaranya terjadi pada remaja
yang memiliki latar belakang yang kurang baik seperti dari keluarga brokenhome, dan orang tua yang acuh
pada anaknya. Misalnya kasus yang menimpa Diki, Diki mengaku menggunakan
narkoba sebagai pelarian karena sumpek dengan
kondisi dirumah semenjak ibunya menikah lagi4. Kasus tersebut
memperlihatkan bahwa sikap anti narkoba pada remaja bisa menjadi bagian dari
kebiasaan yang ada dalam dirinya apabila keluarga sepenuhnya mendukung dan
mendorong secara material maupun immaterial.
1
Jurnal.UI.ac.id
2
Academia.edu
3Role TakingTheory, George H. Mead
4Surabaya.tribunnews.com
KESIMPULAN
Sikap
yang dimiliki remaja tak lain adalah produk dari nilai-nilai yang sejak dini
diajarkan dikeluarga. Nilai-nilai tersebut diterapkan melalui fungsi-fungsi
khusus yang dimiliki oleh lembaga yang paling intim dengan individu atau remaja
yaitu keluarga. Akan sangat disayangkan apabila remaja yang masih panjang hidupnya
serta masa depannya tercemari begitu saja oleh narkoba yang merusak mental dan
kesehatannya. Keluarga perlu kreatif dalam mengimplementasikan fungsinya agar
anak yang nantinya menjadi remaja hingga manusia dewasa bisa menerima hegemoni
nilai yang positif secara penuh, sempurna dan menjadi bagian dari masyarakat
yang berguna bagi diri sendiri serta orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriawan,
Fiddy, 2014, BNN : Penyalahgunaan Narkoba
di Kalangan Pelajar Meningkat, Okezone 22 Mei 2014 diakses dari http://news.okezone.com/read/2014/05/22/337/988742/bnn-penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-pelajar-meningkattanggal 10 Oktober
2014
Dian
Firani, Suci, 2011, BNN : Pemakai Narkoba
di Indonesia Meningkat, Detik news 26 Juni 2011, diakses dari http://news.detik.com/read/2011/06/26/100514/1668743/10/bnn-pemakai-narkoba-di-indonesia-meningkat tanggal 10 Oktober 2014
Dini
Sekarningrum, Amba, 2012, Anak Rano Karno
Pakai Narkoba karena Broken Home, Okezone 7 Agustus 2012 diakses dari http://celebrity.okezone.com/read/2012/08/07/33/674382/anak-rano-karno-pakai-narkoba-karena-broken-home tanggal 10 Oktober 2014
Enny
Pantjalina, Laurensia Dkk, 2013, Faktor
Mempengaruhi Perilaku Pecandu Penyalahgunaan NAPZA Pada Masa Pemulihan di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5c24d741640202ac45ec6ebad0150fcf.pdf. Diakses tanggal 10
Oktober 2014
Rohmah, Allyfatur, 2013, Jumlah pengguna Narkoba di Indonesia capai
4,9 juta, Regional Kompas 31Agustus2013,http://regional.kompas.com/read/2013/08/31/1620260/Jumlah.Pengguna.Narkoba.di.Indonesia.Capai.4.9.Juta tanggal 10 Oktober 2014
Santoso,
Topo dan Anita, Silalahi, 2000, Penyalahgunaan
Narkoba di Kalangan Remaja : Suatu Perspektif, Vol.1, pp. 37-45, http://journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/viewFile/1234/1139tanggal 10 Oktober
2014
Suharno,
Retnoningsih dan Achmad Sopian , 2012, Penanaman dan Penerapan Nilai Nilai Moral
Melalui Delapan Fungsi Keluarga, di akses dari https://www.academia.edu/6731324/8_Fungsi_Keluarga tanggal
10 Oktober 2014
Surya,
2014, Broken Home, Remaja Ini Jadi
Pengedar Narkoba, Surabaya Tribunnews 2 Maret 2014, diakses dari http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/02/broken-home-remaja-ini-jadi-pengedar-narkoba tanggal 10 Oktober 2014
Suyanto Gono, Joko Nur,2013, Narkoba : Bahaya Penggunaannya dan Pencegahannya, diakses dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/.../2838 tanggal 10 Oktober 2014
Labels: Artikel Opini
0 Comments:
Post a Comment
Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home