Tuesday, September 15, 2015

Artikel Opini


IMPLEMENTASI FUNGSI KELUARGA DALAM SIKAP ANTINARKOBA PADA REMAJA
Oleh :Asti Katrina Alfiani
Abstrak
Kondisi psikologis remaja yang masih labil membuat remaja mudah dimobilisasi untuk hal-hal yang baginya baru untuk mencari jati diri. Namun, apabila euforia yang membuat dirinya merasa bangga adalah negatif akan berdampak pada         kelangsungan masa depannya. Penyalahgunaan narkoba merupakan euforia negatif pada remaja, karena kesenangan tersebut diilegalkan oleh hukum dan menimbulkan banyak dampak merugikan bagi dirinya baik dari segi kesehatan jasmani dan rohani. Maka dari itu, diperlukan lembaga yang sejak dini untuk mengontrol serta membimbing remaja untuk mengenal bahaya dan narkoba dan memberikan pendidikan narkoba sejak masih anak-anak, lembaga tersebut adalah keluarga. Mengapa lembaga keluarga ?? sebab lembaga keluarga adalah lembaga yang memiliki keintiman lebih dengan individu terkait dan fungsi-fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh lembaga lain. Tulisan ini akan membahas bagaimana pendapat penulis mengenai pentingnya bagaimana pentingnya lembaga keluarga dalam implementasi sikap anti narkoba bagi remaja dari sumber-sumber data yang diperoleh dari artikel, koran dan jurnal.
Kata kunci : Fungsi Keluarga, implementasi, sikap anti narkoba
                                                                                                                                                           

PENDAHULUAN
            Kasus Narkoba yang terjadi di Indonesia tahun 2013 mencapai angka 4,9 juta1. Menurut data dari Badan Narkotika nasional Kasus (BNN) tersebut menyandung berbagai elemen masyarakat dari remaja, PNS, aparat kepolisian bahkan kurir dari luar negeri. Remaja usia 15-20 tahun adalah kelompok yang paling mudah tersandung kasus penyalahgunaan remaja dan kian meningkat setiap tahunnya2.
            Ganja menjadi produk paling laris karena harganya paling murah diantara jenis narkoba yang lain, apalagi bagi remaja. Ganja sangat dekat dengan kehidupan mereka terutama bagi remaja yang merokok. Berawal dari coba-coba merokok ganja hingga akhirnya ketagihan dan ketergantungan.Jenis-jenis narkoba lain yang beredar dipasaran adalahganja, heroin atau putaw, morfin, kokain, golongan amphetamin (shabu-shabu dan ekstasi), dan alkohol3.
            Kondisi psikologis remaja yang masih labil membuat remaja mudah dimobilisasi untuk hal-hal yang baginya baru untuk mencari jati diri. Namun, apabila euforia yang membuat dirinya merasa bangga adalah negatif akan berdampak pada          kelangsungan masa depannya. Penyalahgunaan narkoba merupakan euforia negatif pada remaja, karena kesenangan tersebut diilegalkan oleh hukum dan menimbulkan banyak dampak merugikan bagi dirinya baik dari segi kesehatan jasmani dan rohani.
Maka dari itu, diperlukan lembaga yang sejak dini untuk mengontrol serta membimbing remaja untuk mengenal bahaya dan narkoba dan memberikan pendidikan narkoba sejak masih anak-anak, lembaga tersebut adalah keluarga. Mengapa lembaga keluarga ?? sebab lembaga keluarga adalah lembaga yang memiliki keintiman lebih dengan individu terkait dan fungsi-fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh lembaga lain. Tulisan ini akan membahas bagaimana pendapat penulis mengenai pentingnya bagaimana pentingnya lembaga keluarga dalam implementasi sikap anti narkoba bagi remaja dari sumber-sumber data yang diperoleh dari artikel, koran dan jurnal.
           
1regional.kompas.com
2pacsa.unhas.ac.id
3 Joyo Nur Suyanto Gono. Artikel “Narkoba : Bahaya Penggunaannya dan Pencegahannya”
                                                                                                                                                              
FUNGSI-FUNGSI KHUSUS KELUARGA
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan tindakan kriminalitas penyalahgunaan narkoba. Faktor tersebut ada yang dari dalam dan dari luar (eksternal) dan faktor dari dalam (internal). Gangguan psikososial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar narkoba, teman sepergaulan, lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan konseling, lemahnya pendidikan agama merupakan faktor eksternal. Sedangkan minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan kestabilan emosi1.
            Terganggunya kondisi keluarga adalah faktor eksternal utama selain teman sepergaulan yang memicu munculnya tindakan remaja melakukan hal yang tidak semestinya. Keluarga merupakan komponen terpenting dalam proses pengenalan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat atau proses sosialisasi, sesuai dengan salah satu fungsi keluarga yaitu fungsi sosialisasi2. Ada beberapa fungsi khusus lain yang dimiliki lembaga keluarga yaitu fungsi proteksi, fungsi reproduksi, fungsi afeksi, fungsi kontrol dan fungsi ekonomi.
            Fungsi-fungsi tersebut yang menyebabkan berhasil atau  tidaknya sikap anti narkoba terhadap seorang remaja, karena apabila fungsi tersebut berjalan dengan baik maka kepribadian yang dihasilkan dari tahap remaja yang telah  melewati prosespreparatory stage, game stage, play stage dan generalized other3 akan baik pula.
            Implementasi fungsi keluarga berupa pendidikan dini pengetahuan mengenai bahaya narkoba dapat dilakukan dalam fungsi sosialisasi keluarga ketika remaja masih menjadi anak-anakKetika itu keluarga menjadi alat hegemoni yang paling berpeluang untuk menumbuhkan kesadaran pada anak. Hegemoni bisa dengan mudah dilakukan karena kedekatan batin antara anak dengan orang tua dalam sebuah keluarga, kedekatan batin adalah bagian dari fungsi afeksi atau fungsi kasih sayang yang dimiliki sebuah keluarga. Selanjutnya, ketika anak sudah tumbuh menjadi dewasa keluarga tidak lekas senantiasa melepaskan anak begitu saja, keluarga harus memberikan fungsi kontrol secara maksimal agar hegemoni yang telah diberikan sejak dini tidak pudar karena pengaruh dari luar seperti teman sepergaulan. 
            Fungsi1-fungsi khusus yang dimiliki keluarga dapat diimplementasikan apabila kondisi sebuah lembaga keluarga harmonis dan tertata. Apabila sebuah keluarga mengalami gangguan psikososial dari salah satu aspek saja, bisa menyebabkan adanya gangguan fungsi-fungsi didalamnya. Gangguan tersebut membuat kondisi kontrol sosial melemah terhadap anak dan proses sosialisasi pun menjadi tidak sempurna. Kasus narkoba yang menimpa remaja, beberapa diantaranya terjadi pada remaja yang memiliki latar belakang yang kurang baik seperti dari keluarga brokenhome, dan orang tua yang acuh pada anaknya. Misalnya kasus yang menimpa Diki, Diki mengaku menggunakan narkoba sebagai pelarian karena sumpek dengan kondisi dirumah semenjak ibunya menikah lagi4. Kasus tersebut memperlihatkan bahwa sikap anti narkoba pada remaja bisa menjadi bagian dari kebiasaan yang ada dalam dirinya apabila keluarga sepenuhnya mendukung dan mendorong secara material maupun immaterial. 
           
1 Jurnal.UI.ac.id
2 Academia.edu
3Role TakingTheory, George H. Mead
4Surabaya.tribunnews.com
                                                                                                                                                           
KESIMPULAN
            Sikap yang dimiliki remaja tak lain adalah produk dari nilai-nilai yang sejak dini diajarkan dikeluarga. Nilai-nilai tersebut diterapkan melalui fungsi-fungsi khusus yang dimiliki oleh lembaga yang paling intim dengan individu atau remaja yaitu keluarga. Akan sangat disayangkan apabila remaja yang masih panjang hidupnya serta masa depannya tercemari begitu saja oleh narkoba yang merusak mental dan kesehatannya. Keluarga perlu kreatif dalam mengimplementasikan fungsinya agar anak yang nantinya menjadi remaja hingga manusia dewasa bisa menerima hegemoni nilai yang positif secara penuh, sempurna dan menjadi bagian dari masyarakat yang berguna bagi diri sendiri serta orang lain.










DAFTAR PUSTAKA

Anggriawan, Fiddy, 2014, BNN : Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar Meningkat, Okezone 22 Mei 2014 diakses dari http://news.okezone.com/read/2014/05/22/337/988742/bnn-penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-pelajar-meningkattanggal 10 Oktober 2014
Dian Firani, Suci, 2011, BNN : Pemakai Narkoba di Indonesia Meningkat, Detik news 26 Juni 2011, diakses dari http://news.detik.com/read/2011/06/26/100514/1668743/10/bnn-pemakai-narkoba-di-indonesia-meningkat tanggal 10 Oktober 2014
Dini Sekarningrum, Amba, 2012, Anak Rano Karno Pakai Narkoba karena Broken Home, Okezone 7 Agustus 2012 diakses dari http://celebrity.okezone.com/read/2012/08/07/33/674382/anak-rano-karno-pakai-narkoba-karena-broken-home tanggal 10 Oktober 2014
Enny Pantjalina, Laurensia Dkk, 2013, Faktor Mempengaruhi Perilaku Pecandu Penyalahgunaan NAPZA Pada Masa Pemulihan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5c24d741640202ac45ec6ebad0150fcf.pdf. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
Rohmah, Allyfatur, 2013, Jumlah pengguna Narkoba di Indonesia capai 4,9 juta, Regional Kompas 31Agustus2013,http://regional.kompas.com/read/2013/08/31/1620260/Jumlah.Pengguna.Narkoba.di.Indonesia.Capai.4.9.Juta tanggal 10 Oktober 2014
Santoso, Topo dan Anita, Silalahi, 2000, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja : Suatu Perspektif, Vol.1, pp. 37-45, http://journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/viewFile/1234/1139tanggal 10 Oktober 2014
Suharno, Retnoningsih dan  Achmad Sopian , 2012, Penanaman dan Penerapan Nilai Nilai Moral Melalui Delapan Fungsi Keluarga, di akses dari https://www.academia.edu/6731324/8_Fungsi_Keluarga tanggal 10 Oktober 2014
Surya, 2014, Broken Home, Remaja Ini Jadi Pengedar Narkoba, Surabaya Tribunnews 2 Maret 2014, diakses dari http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/02/broken-home-remaja-ini-jadi-pengedar-narkoba tanggal 10 Oktober 2014
Suyanto Gono, Joko Nur,2013, Narkoba : Bahaya Penggunaannya dan Pencegahannya, diakses dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/.../2838 tanggal 10 Oktober 2014

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home