#MKmendaki Edisi gn. GEDE
#Mkmendaki Jilid 1. Gunung Gede.
Suasana stasiun UI yang riuh rendah perlahan-lahan semakin
senyap, satu persatu orang lalu lalang untuk pulang, datang bersama payah
dihari ini untuk istirahat dirumah masing-masing. Tapi berbeda dengan kami ber
5 : gue, tebem munif dan abi serta komeng malah pergi ke gunung gede pangrango
(niatnya).
Sekarang sudah pukul 21.18 kita ber 5 sudah siap dari jam3
sore dan karena beberapa hal, kita jadi orang indonesia yang sukanya sama
karet…
tut.. tut… kereta udah datang.. Lets Fight Mari mendaki.
tut.. tut… kereta udah datang.. Lets Fight Mari mendaki.
Perjalanan
dimulai dengan menaiki kereta jurusan bogor alias stasiun paling unjung,
dilanjutkan dengan naek angkot 02 dan setelah turun di PDAM (kalo enggak salah)
kita menyewa angkot untuk pergi ke Taman Cibodas. Dan pada pukul 01. 00 pagi
kita sampai ditaman cibodas. Total biaya adalah 140rb+12,5rb+25rb : itung
sendirilah totalnya. Karena masih pagi kita menginap kaya di warung gitu.
Buat yang pertama mendaki
Buat kalian yang baru pertama kali mendaki gunung gede,
terutama kaya kami sebaiknya jangan kaget dengan urusan administrasi yang rada
ribet ya, tapi kata beberapa orang yang dibawah ada yang bisa mengurus dengan
biaya lebih (mungkin calo) tapi positifnya bisa mendaki dengan lebih pagi,
karena terganjal administasi kami ber 5 berangkat pukul 10.30. dan yang buat
sebel ada biaya tambahan 87,5rb untuk berlima padahal kami telah daftar online.
Ada 2 puncak yang bisa dijadikan tujuan utama yakni
1.
Puncak Gede : 8.7 km
2.
Puncak Gede Pangrango : 11 km
Ketika akan menuju / akan menanjak ke atas kami sudah
disuguhi para pedagang yang berjejer menyuguhkan makanan khas cibodas dan
souvenir – souvenir khas cibodas yang cantik-cantik yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi keluarga
dirumah. Tak lama menanjak ya sekitar 30 menit dari penginapan kami bertemu
dengan start point buat menanjak, nanti ditempat ini kami dicek semua
perlengkapan takutnya kami sakit diatas hahaha.
ada beberapa hal yang enggak boleh sebenernya seperti sendal (gak boleh dipakai) dan pisau, namun dengan perjanjian bermaterai akhirnya bisa juga bawa. Namun barang cair berupa sabun tetep disimpan sama petugas.
ada beberapa hal yang enggak boleh sebenernya seperti sendal (gak boleh dipakai) dan pisau, namun dengan perjanjian bermaterai akhirnya bisa juga bawa. Namun barang cair berupa sabun tetep disimpan sama petugas.
Perjalanan menuju puncak
gede memang penuh dengan cerita, jalan yang penuh dengan batu yang sudah
disusun & naik serta terjal membuat abi kempos, ditambah caril yang berat,
tak pelak setiap 10 menit jalan kami pasti isitarah. Entah itu gue yang kempos
atau temen yang lain. Namun setelah beberapa jam mencoba beradaptasi kami
menemukan irama langkah kaki yang pas untuk mendaki.
POS I
Pos 1 berhasil kami capai dengan badan yang belum bisa
beradaptasi, disini ada yang namanya telaga biru, ada yang berbeda dan mewarnai
perjalanan selanjutnya setelah pos 1. Banyak anak SMP yang turun setelah dari
air terjun cibodas. Beberapa dari anak yang turun banyak yang menyapa dan
menyemangati kami untuk mendaki.
“kang semangat kang”. Sambil tersenyum.
“kang semangat kang”. Sambil tersenyum.
Tak lelah pula kami ber 5 bergantian menyapa setiap semangat yang ditujukan kepada
kami.
“Iya makasih ya” begitu kami memabalas. Hal yang jarang kami temui dijakarta.
“Iya makasih ya” begitu kami memabalas. Hal yang jarang kami temui dijakarta.
Selanjutnya kami melewati jembatan dari beton yang dibuat
menyerupai kayu, sebagian dari bagian jembatan sudah keropos dan bolong jadi
akan terlihat rawa-rawa dibawah jembatan. Pemandangan sekitar jembatan begitu
indah sehingga membuat kami terkesan. Setelah dari jembatan beton yang lumayan
panjang kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 2, jalan menuju pos 2
sama terjalnya dengan jalan-jalan lain dengan trak yang berbatu yang tersusun
rapi. Dipos 2 dibagi bercabang ada yang menuju air terjun serta ada trak
pendakian, tentu saja kami ber 5 mengambil trak ke air terjun.. hehehe.. etis
salah.. kita menuju ke tarka pendakian.
Candaan ditengah perjalan begitu terasa berguna untuk
menyuport dan menggenjot kekuatan betis kami, haha. Sesekali dengan tidak
mebawa banyak persediaan kami mengemil gula jawa selagi dalam perjalanan. Hehe
Minuman botol yang kami bawa sesara oasis dipadang pasir,
teguk demi teguk dalam satu botol kami bagi ber 5.
Sebenarnya ini penting banyak bekal menentukan juga untuk
kelangsungan hidup diatas, pelajaran yang kami ambil dari pendakian digunung
gede adalah, “Jangan pernah menyepelekan perbekalan”.
Kami tidak terlalu mementingkan soal bekal yang akan kami
bawa selama pendakian jadi kami bawa makanan dan minuman seadanya :
1.
Mie instan 25 biji
2.
Beras 1 kantung plastik kecil
3.
Gula merah 5rb
4.
Dua kaleng sarden besar, satu sarden kecil
5.
Aqua besar 3,5 botol
6.
Kopi 3 biji
Dan perlu kalian tahu bawaan segitu untuk kita ber 5 serta
untuk 2 hari 1 malam. Diingat juga perjalanan ke atas perlu camilan.
Perlahan-lahan naik kami bertemu dengan pendaki lain yang
turun, satu persatu diatara kami saling tegur sapa, ya namanya juga satu visi
dan tujuan.
POS #3 lumayan jauh
apalagi ditambah trak yang terjal dan semakin berbatu semakin naek pula. Di POS
3 kami melewati sungai air panas dengan batu – batu kecil sebagai tempat
mengijak dan licin tentunya, kami sangat berhati-hati dalam melewati trak yang
satu ini.
Setelah beranjak dari pos 3 suasana semakin ramai saja
karena banyaknya orang yang turun. Tak jauh dari air terjun pos IV sudah terlihat,
“Pos Kandang Batu”, begitu nama pos IV. Disini hawanya kurang enak, konon ada
peandki yang meninggal dipos ini. Sempat gue sama tebe mengambil air minum yang
salah untungnya ada yang memeringatkan kami. Kita istirahat cukup lama disini,
kalau malam suhu disini sampai -1 celcius kayaknya bisa nambah. Kami istirahat cukup lama disini.
Next perjalanan dilanjutkan, semakin kita naik batu – batu
yang biasanya menjadi pijakan kami berubah menjadi tanah berdebu, kalau hujan
mungkin sya bisa bayangkan seperti apa. Istirahat semakin sering, maklumlah
kita sudah keceap berjam-jam jalan mendaki.
Sering sekali diantara kami nanya apa pendaki yang turun :
“Kandang batu masih jauh gak mas?” hahaha
ketauan banget kalau kita masih amatir, tapi tetep saja kita
dapet suport dari pendaki yang turun.
“Semangat mas 30menit lagi”. Seperti itu biasanya pendaki menghibur kami.
“Semangat mas 30menit lagi”. Seperti itu biasanya pendaki menghibur kami.
Alhasil hampir 1 jam kitab aru sampai kandang batu. Hahhhhh.
Akhirnya sampai juga. Tak ambil pusing langsung masak mie yang masih tersisa12
biji.
Kita masak 5 jadi tinggal 7. Hmmm persedian semakin menipis.
Disini kami membangun tenda untuk mendaki besok ke gede pangrango. Ada 2
kelompok pendaki yang membangun tenda disini salah satunya kami, dan malam hari
ada 3 pendaki yang menyusul. Kami yang dasarnya belom pernah membangun tenda
tak pelah kesulitan dalam membangun rumah sementara kami. Haha
Setelah selesai kami pun bersiap untuk menginap satu malam
dikandang batu, munif dikasih tau pendaki lain kalau suhu malam hari di kandang
batu mencapai -5 celcius, suatu hal yang jarang gue dapet, alhasil dimalam hari munif dan abi menggigil
dan urung ke kepuncak pangrango. Jam 2 kami bersiap, tapi cuma komeng yang siap
sisanya kedinginan, setelah gue siap 3 diatara kami masih utuh kedinginanan.jam
setengah 6 fix kami siap. Dan pergi ke gunung Gede saja, apalagi persediaan
yang hampir habis, perasaan kami masih tenang saja karena berfikir masih ada
yang jual nasi uduk diatas sana, namun nolllll besar.
Tenda kami tinggalkan dan bawa barang penting saja, trak
menuju puncak gede lebih tejal dan berupa tanah liat sedikit berdebu. Banyak
akar dan pohon yang melintang yang bisa dijadikan pegangan kami. Air yang
tersisa adalah ¾ air aqua normal, dan ¾ air putih hasil masak tadi malem yang
berbau sarder (memasak bekas sarden). Kami sempat melewati jalur tanjakan setan, wow
banget. Untuk tidak hujan.
Aku berusaha menghemat air biasa, dan sebagian dari kami
terpaksa meminum air sarden seperti tebe. Dan alhasil tebe muntah-muntah selama
perjalanan ke atas, jadi perasaan perjalanan semakin jauh untuk menuju puncak
karena tebe semakin lemas, dengan keadaan dan sisa – sisa tenaga yang masih
tersisa gue dan 4 temen gue akhirnya sampai dipuncak dengan jarak tempuh dari kandang
batu 2 jam lebih dikit.
Taraaa : tebayar sudah.
Kuning pagi yang hangat menyambut kami dipuncak gede
ditambah pemandangan gede pangrango yang indah mengibaskan sebagian rasa lelah
tapi tidak dengan rasa lapar.
Jam 9 kami bergegas pulang dengan bawaan rasa lapar yang
mengergap kami. Alhamdulillah ada anak IPB yang berbaik hari memberikan 5 piece
roti dan 2 bungkus mie instan serta satu sachet susu kental manis, makanan itu
adalah makanan terenak ketika kami berada dan dalam perjalanan ini.
Terima kasih ya kak.. atas makanananya. Sayangya gue lupa
namanya siapa.
Alhasil kami turun satu jam lebih cepat dibandingkan waktu
naik. Jam 10an kami mencapai tenda dan langsung packing semua makanan dan
barang bawaan. Tak lupa kami foto-foto dengan pendaki lain. Dan jam 12.15 kami
bersiap turun, dan dengan penuh semangat kami turun dengan waktu 4 jam lebih
cepat.
Alhamdulillah sampai bawah juga.
Langsung kami naik angkot kuning 4 rb + naik bus marita 20rb sampai di kampung rambutan dan pukul 07.00 kami berlima makan bersama diterminal rambutan.
Langsung kami naik angkot kuning 4 rb + naik bus marita 20rb sampai di kampung rambutan dan pukul 07.00 kami berlima makan bersama diterminal rambutan.
Sambil menunggu pepi yang akan menjemput kami, kami cau
pukul 10,30 malam.
Alhamdulillah Ya Allah sampai rumah juga, Terima kasih Ya
Allah terima kasih teman-teman.
#MK Mendaki gn.Gede 29 sept – 1 okt 2014.
0 Comments:
Post a Comment
Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home