Wednesday, October 29, 2014

Gunung Prau Dieng

Malam itu suhu terasa sangat dingin, ya sekitar 15 derajad celcius. Kami ber 10 ikut rombongan studek kelas MK12 yang salah satu destinasinya adalah dieng. Kami satu kelas menginap di homestay "bougenville" tepat didepan jalan raya, jalan utama dieng. Didepan homestay kami nampak berdiri bangunan - bangunan baru berupa toko yang menjual souvenir-souvenir dan makanan-makanan khas dieng.
Setelah makan malam tahap kedua selesai kami langsung cau buat bahas masalah pendakian gunung prau. Dan akhirnya disepakati kami ber 10 (cwok mk 12) kecuali deny maryanto, kami akan pergi mendaki gunung prau pagi nanti pukul 02.00.
Siapa saja kami ? Kami menamai kelompok kami. Gempala/Gepala/Germo (masih dalam masa rundingan)
Anggota senior 1: Munif, Samuel, Kisworo, Tebe, Abi (dengan alasan berpengalaman dalam pendakian)
Anggota senior 2 : Ryan, Febri. ( Dengan alasan berpengalaman tapi baru masuk anggota) Fauzal, Nanda, yosep ( dengan alasan belum pernah mendaki sama sekali)
Seperti biasa anggota senior 1 "samuel" membangunkan kami semua sebelum pendakian dimulai untuk mempersiapkan semua perlengkapan dan logistik makanan. Untuk pendakian kali ini kami tidak nge-camp dengan alasan jalur pendakian yang bisa ditempuh dalam 3,5 jam dan turun 2 jam. Sebelumnya kami mendaftar dengan biaya 4rb/orang, nyewa senter 10rb/buah.
Suasana yang gelap gulita dan dingin menyerbak menemani tapak demi tapak langkah kaki kami. Untungnya sorotan senter mampu memecah gelapnya dieng dan candaan kami mampu membuat sedikit riuh ditengah heningnya bukit dieng.







Jalan yang pertama kami lalui adalah jalanan beton semen dengan jarak tempuh sekitar 20 menit. Satu yang perlu diingat adalah udara pada dini hari di dieng sangat tipis jadi perlu waktu yang cukup lama untuk tubuh menyesuaikan udara disana, apalagi ditambah dengan caril yang cukup berat dan kami baru saja bangun menjadikan susah untuk bernafas, bernafas harus dengan mulut dan hidung. Dan setiap kali bernafas terkdang kepala sedikit terasa nyeri.
Jalur selanjutnya adalah track jalan setapak berdebu, jalur ini cukup panjang. Ditambah dengan jalan yang semakin lama semakin terjal membuat kita sering beristirahat. Berbeda dengan gn gede, pada gunung prau tidak terdapat rest area . Sesekali kita akan bertemu dengan batu yang tidak terlihat, akar pohon, jurang, dan pohon tumbang. Disarankan untuk menaiki gn prau gunakan sepatu yang safety dan enak untuk menanjak. Beberapa temen gue yang pakai sandal beberapa kali sempat terjatuh dan terpleset mungkin karena naik pada dini hari.
Rambu petunjuk pada gn prau berbentuk kecil dan berupa panah warna orange atau putih jadi harus jeli. setelah melewati pos 2, kami bertemu rambu yang mengarah pada puncak, disini ada 2 rambu yang mengarah kepuncak. Kami memutuskan untuk memilih arah kanan.. Alhasil kita bertemu tower selular. Beberapa dari kami mengira tower ini adalah puncanya. Peta yang munif pegang hilang jadi kami kebingungan. 20 menit kami berfikir apakah ini puncak atau bukan. Dan akhirnya ini bukan puncak, atau kami memutuskan ini bukan puncak. 




Kami langsung menuju kepuncak, mengikuti jalan tanah yang semakin berdebu. Jalanya turun, terus naik. Semakin lama semua jalanan berdebu berubah jadi ladang bunga. 

Dan saat itu seluruh bukit-bukitnya masih tertutup Kabut.




Jeng-jeng Dan akhirnya kami ber 10 bisa mencapai puncak gn. Prau. Walaupun puncak ini adalah versi kami ber 10 .
Namun sayang jam setengah 6 - jam 6 kami menunggu sunrise, kabut masih saja menutupi pegunungan dieng. Dan akhirnya kami melewati menit2 dipuncak tanpa sunrise. Tak apalah yang penting bisa mendaki #mkmendaki.
Pukul 07.30 kami bergegas turun. Suasana jalan berdebu masih kita jumpai, kami mengambil jalan arah yang berbeda. 

Setelah jalan berbedu didalam hutan, kita bertemu jalan berdebu ditepi tebing. Pemandangan tebing yang asri dan jauh memandang membuat kami semakin semangat untuk turun. Gn prau dieng memang bisa membuat hati berdecak kagum. Selesai jalanan tebing. Kami melalui area lahan pertanian petani dieng. Banyak yang ditanam oleh petani Dieng : seperti : kentang, kol, carica, dll. 



Berjalan diarea ladang petani membuat kami kembali berdecak kagum. Maha Besar Allah. Petani disini juga sangat ramah.
Dan akhirnya pukul 08.30 kita kembali ke penginapan.

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home