Sunday, March 18, 2012

Budaya dan Karakteristik Bangsa

MELESTARIKAN SENI TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN KARAKTERISTIK BANGSA

                                                Budaya dan Karakteristik Bangsa

Assalamualaikum Wr. Wb.

الحمد لله رب العالمين     وبه نستعين على أمور الدنيا والدين     وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم الأنبياء والمرسلين     وآله وصحبه أجمعين ولاحول ولاقوة إلا بالله العلي العظيم    أمابعد

            Yang terhormat Bapak Kepala SMA N 1 Kedungwuni, yang terhormat Bapak Ibu guru serta staff TU SMA N 1 Kedungwuni, serta teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan.
            Pertama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta inayahnya sehingga kita dapat bertemu dan berkumpul dalam acara Budaya  2012, yang pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul Budaya dan Karakteristik Bangsa.  Tak lupa sholawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita nabi agung nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.


            Bapak/Ibu guru yang saya hormati  dan teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan. Sebelumnya saya mulai pidato ini masih mengenalkan saudara-saudara semua dengan pepatah “Nguyahi banyu segara, Jer basuki mawa beya, ataupun  ” ketidak tahuan kata-kata tersebut sedikit banyak menggambarkan bagaimana keadaan generasi muda kita dalam menghargai tradisi bangsa, banyak dari mereka sudah tidak mengenal tradisi bangsa ini lagi, dan otak mereka lebih popular dengan hal-hal yang berbau modern. Contohnya Lebih popular Jazz dari pada keroncong,
lebih familiar barie daripada wayang, lebih terkenal piano dari pada gamelan, lebih menarik Playstasion daripada enggrang, hal ini menjadi sangat ironis saat bangsa barat malah memelajari budaya kita seperti wayang, tari kecak, bahasa melayu kuno, sinden dan  seni tradisional lain, dilain sisi generasi muda kita malah asyik dengan Playstation ditangan dan tak berhenti untuk memainkanya. Saudara-saudara kita bisa membayangkan bagaimana keadaan bangsa Indonesia 10 tahun yang akan datang, jika kita membiarkan hal ini terus berlanjut, mungkin anak-anak kita akan belajar wayang ke eropa, atau belajar tari reok ke Australia, belajar nyindden di Amerikan atau bahkan kita belajar bahasa Indonesia ke Badan penyelamat budaya. Jadi tidak heran kalau ada Negara yang berhasil mengklaim seni dan budaya kita, ini sebenarnya sebuah akibat dari keteledoran kita sendiri dalam menjaga aset negeri.

            Bapak/Ibu guru yang saya hormati  dan teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan. Dalam membangun sebuah bangsa yang berkarakteristik, kita membutuhkan usaha yang real dalam melestarikan budaya tradisional. Ini penting, karena bangsa yang berkarateristik adalah mereka yang mempunyai ciri, dan sebenarnya kita punya banyak budaya yang bisa kita jadikan ciri bangsa Indonesia dimata dunia. Seperti halnya batik, batik sudah diakui oleh dunia sebagai world heritige asal Indonesia, ini adalah bukti nyata keseriusan terhadap kebudayaan batik, dan tentunya kita bangga karena sudah mempunyai satu ciri, tapi sekali lagi banyak generasi muda kita yang belum bisa menghargai budaya bangsa.

            Bapak/Ibu guru yang saya hormati  dan teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan. Mulai sekarang kita harus berani untuk melestarikan seni atau budaya tradisional kita, baik mulai dari keluarga, lingkungan ataupun sekolah, terutama bagi pahlawan tanpa tanda jasa yang mempunyai andil besar dalam mencetekan generasi penerus bangsa. Dengan adanya aturan kurikulum seperti sekarang ini kita bisa menjadikan kurikulum sebagai ujung tombak dalam terciptakan bangsa yang berkarakter, kenapa? Karena kurikulum yang sekarang bisa kita sisipi aturan belajar budaya atau seni, dan ini akan efektif jika bisa terlaksana disetiap sekolah di Indonesia, coba banyangkan berapa generasi muda kita yang akan memperoleh pengetahuan budaya atau seni, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang sebelumnya tahu akan paham dan bisa mengamalkan kepada temanya. Sedikit menengok pada pembelajaran Angklung non formal mang ujdo yang berhasil mendunia berkat kesabaran mang udjo, sedikit banyak menjelaskan kepada kita bahwa sebenarnya kita mampu untuk melestarikan warisan bangsa ini dan banyak cara.

            Bapak Ibu guru yang saya hormati serta teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan, selain dari sistem kurikulum yang bisa digunakan dalam mencetak generasi berkarakter, kita juga bisa mewujudkan generasi yang berkarakter dengan cara yang berbeda antara lain:
  1. Mengadakan pameran-pameran yang bedasar seni atau budaya
  2. Mengadakan lomba-lomba yang bertema seni, karena bisa memacu kreativitas generasi muda
  3. Sering mengadakan seminar-seminar kebudayaan

Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam mewujudkan suatu generasi yang berkarakter dapat diwujudkan dengan banyak cara diantaranya dengan sistem kurikulum sekolah, sistem pembelajaran non formal, mengadakan pameran, lomba maupun seminar.

            Sekian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan dapat
Bermanfaat. Mohon maaf bila ada salah kata, sekian dari saya
Wabillahi taufiq walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home