Solusi dariku
Mengarungi
derasnya terpaan hujan, dikelilingi lautan beton ibukota dan di
temani ribuan kuda besi serta dikepung lautan air
keruh. Kawasan kalibata kemang bawah benar-benar seperti laut,
berlimpah dan kaya akan air,
tapi jangan harap kita bisa menemukan air
yang jernih dan langsung bisa diminum.
Coba
air banjir itu bisa ku sulap
jadi air minum, pasti banjirnya
sudah habis diminum orang se DKI. Memang air
bersih bagaikan barang langka. Ibarat kata kalau saya mau
mencangkul tanah pakai excavatorpun enggak bakalan bisa dapat air
yang sangat berharga itu. Kalaupun dapat air,
pasti ujung-ujungnya keruh dan berwarna coklat terus berbau selokan,
enggak banget kan?
Padahal, air adalah kebutuhan pokok sekelas beras dan pakaian. Coba bayangin, punya beras terus mau masak nasi tapi kalian cuma punya air keruh, bisa-bisa nasi yang lu hasilkan berasa lumpur. Air memang sangat penting buat manusia terutamana buat urusan tenggorokan alias minum.
Padahal, air adalah kebutuhan pokok sekelas beras dan pakaian. Coba bayangin, punya beras terus mau masak nasi tapi kalian cuma punya air keruh, bisa-bisa nasi yang lu hasilkan berasa lumpur. Air memang sangat penting buat manusia terutamana buat urusan tenggorokan alias minum.
Kalau
bicara masalah air minum memang
tidak bisa lepas dari kondisi sumbernya. Kalau sumber air
minum sudah rusak, ya jadinya seperti jakarta yang sekarang ini kita kenal. Pelu kalian tahu, Jakarta menggantungkan diri pada Gunung Gede Pangrango
dan Halimun Salak yang ada dijawa barat sebagai sumber air yang sangat vital, padahal gunung ini hanya menyediakan sumber air
tanah saja dan memprihatikanya lagi sumber air
ini berubah jadi kebun sayur alias pohon-pohonya udah pada digunduli, alhasil
jika musim hujan tiba, air
tidak bisa tertampung secara sempurna dan mengalir deras ke ibukota
berbentuk air bah. Padahal 53%
warga ibukota menggantungkan diri pada sumber air
tanah yang harusnya bisa ditampung oleh kedua gunung tadi, jika kondisi seperti
sekarang ini terus berlanjut tentu sangat mungkin bila warga ibukota
akan mengalami kekurangan sumber air
minum pada beberapa tahun kedepan. Sementara 47% sisanya beralih pada air
keran yang belum tentu layak kalau disebut air
bersih. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) , yang
memantau titik air dangkal
mengambil kesimpulan hanya di Jakarta Selatan, Timur, sebagian pusat
dan barat saja yang tidak mengalami pencemaran air.
Kalau menilik ke sungai-sungai yang ada diIbukota BPLHD menyimpulkan
kalau 70% sungai di Jakarta tercemar limbah domestik berupa sampah
dan air limbah dari rumah –
rumah penduduk. Sungai ciliwung saja memuat 600 ton sampah per hari,
coba bayangkan kondisi Jakarta yang memiliki 13 sungai.
tak
heran jika 47% warga ibukota memilih air
keran setelah melihat kondisi ini, walaupun kondisi klasik seperti
air
macet dan air
tidak layak minum sudah menjadi masalah sehari – hari yang harus
dihadapi oleh pengguna air
keran. Walaupun banyak terobosan dan sosialisasi yang
dilakukan pemerintah untuk menghemat dan mengefektifkan penggunaan air
keran. Seperti yang dilakukan oleh PAM selaku penyedia air
keran terbesar di jakarta, memberikan terobosan teknologi
baru yakni
70% air
keran PAM akan langsung
dapat kita minum pada tahun 2012 tapi 4 hari lagi
kita akan masuk tahun 2013, apakah mungkin 3-4 hari lagi PAM akan
mewujudkan impian itu.
Sebenarnya teknologi ini sudah bisa kita temukan pada
product uniliver pure it, pure it bisa mengubah
air
keran menjadi air
minum, pureit mempunyai teknologi germkill
processor yang merupakan inti dari product ini. Tahap
– tahap yang pure it lakukan untuk menjernihkan
air
keran konsumenya adalah seperti ilustrasi gambar berikut :
kelebihanya
kita tidak perlu lagi menggunakan gas ataupun listrik untuk
menghasikan air minum yang
bersumber dari air keran.
Kapasitas yang disediakanpun lumayan besar sekitar 9 liter,
keuntungan lainya adalah product ini menjamin air
minum yang dihasilkan terhindar dari bakteri, virus dan parasit.
Namun germkill processor sebagai inti dari pure it punya waktu
pensiun yakni sekitar 3 tahun dari masa pengepakan, tapi menurut saya
waktu tiga tahun adalah waktu yang lama untuk product pureit yang bisa dibilang terjangkau harganya.
Sebenarnya
solusi yang ampuh ada dikita sendiri, beberapa waktu lalu tepatnya 23
Desember 2012 saya bersama ribuan orang yang merayakan salah satu
perusahaan BUMN melakukan penanaman pohon secara bersama-sama,
terlintas sekilas sejenak dalam pikiranku “Andai semua orang bisa
melakukan ini”. Tentu tidak akan ada lagi saudara saya yang
kehausan.
1 Comments:
tes dicoba
Post a Comment
Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home