Antara Ngamen dan Sekolah
“Antara Ngamen dan Sekolah” adalah
suatu dilema bagi anak-anak yang hidup dan mengais rezeki dijalanan,
disatu sisi mereka harus mementingkan perut dan disisi lain mereka
harus mempertimbangkan bagaimana masa depan. Ya, masa depan rasanya
sangat susah untuk mereka raih dan genggam, boro-boro sekolah
makan aja susah!
Sebagian
dari pengamen
anak jalanan,
ada yang masih mengenyam bangku sekolah dan ada juga
yang berhenti
mengenyam bangku sekolah bahkan lebih parahnya
ada yang sama sekali tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Padahal
UUD telah menjamin warganya dalam hal Pendidikan, dan sebijaknya
pemerintah harusnya bisa mengatasi anak jalanan yang putus sekolah,
walaupun tugas ini tidak bisa dikatakan mudah karena jumlah dari anak jalanan yang putus sekolah sangatlah besar dan terus bertambah.
walaupun tugas ini tidak bisa dikatakan mudah karena jumlah dari anak jalanan yang putus sekolah sangatlah besar dan terus bertambah.
Sebenarnya
pemerintah tidak berjalan
sendiri, banyak pihak swasta yang berusaha
membantu menyukseskan pesan
UUD yang satu ini,
seperti halnya sekolah Master (Masyarakat
Terminal) yang ada di
lingkungan Terminal
Depok,
Jawa
Barat.
Master menggratiskan
biaya sekolah bagi para pedagang, warga
terminal, dan pengamen yang
masih punya keinginan untuk menimba ilmu mulai
dari jenjang sekolah dasar sampai Menengah Atas.
Jadwal sekolahpun bisa
diatur, malam atau siang yang penting belajar, Usia pelajarpun tidak
dibatasi, di Master tidak
hanya diajarkan pelajaran dasar tapi juga diajarkan keahlian-keahlian
sesuai minat dan bakat siswa.
Sekolah Master seperti memberi seperca harapan bagi anak jalanan
yang sudah kehilangan asa
untuk meraih masa depan dan kini tak perlu lagi susah payah untuk
memilih antara perut dan masa depan, walaupun sekolah seperti Master
masih sedikit jumlahnya kondisi
ini harusnya tidak
seharusnya tidak menjadi
suatu penghalang.
Labels: Artikel Baru, Artikel Opini, Berita Update, Competition, log.viva, Suara Muda
1 Comments:
Seharusnya anak tidak harus mengamen jika saja pemerintah baik daerah maupun pusat memberikan perhatian yang ebih terhadap fenomena ini. Berikan mereka sekolah gratis dan beasiswa. Ajaklah LSM yang bergerak dalam bidang pendidikan anak untuk ikut mengasuh dan juga mengawasi. Berikan pemahaman yang benar kepada orangtua mereka agar tidak lagi mengijinkan anak - anaknya untuk mengamen.
Post a Comment
Thanks All Buat Komentar Kalian. No Spam, No Sara, No etc.
"Best Moment, Best Blogging, Best actualities"
Blog Ini Dofollow, Jadi bijaklah dalam berkomentar
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home